Saturday, March 10, 2012

Ayah, Maafkan Aku

Ayah, maafkan aku
Gurat keriput di wajahmu, tanda juangmu
Mengumpulkan rupiah demi rupiah
Untuk nasi yang kumakan setiap hari

Ayah, maafkan akuTubuh rentamu, tanda tenaga yang terkuras
Mengumpulkan harap demi harap
Agar aku anakmu bisa hidup layak

Ayah, maafkan aku
Aku lebih sering lupa daripada ingat untuk menyapamu
Aku lebih sering merasa lebih hebat darimu
Aku lebih sering melukaimu daripada menyenangkanmu

Ayah, maafkan aku
Kalau aku merasa tidak bisa mengerti jalan pikirmu
Kalau aku merasa engkau terlalu berhati-hati
Kalau aku merasa engkau terlalu tua untuk didengarkan

Ayah, maafkan aku
Apapun itu, akulah yang sombong
Akulah yang tidak tahu terima kasih
Akulah yang tidak peduli

Ayah, maafkan aku
Aku mencintaimu dengan cara yang aneh
Aku menghormatimu dengan cara yang tidak biasa
Aku mengagumimu tanpa kata-kata